background img

The New Stuff


KROMATOGRAFI





LAPORAN LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM MENGUJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI





Oleh:
    Muthia Alvita                                    ( 11150162000045 )
       Dita Farastika                           ( 11150162000054 )
              Abdul Rifky                                    ( 11150162000075 )









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015










LEMBAR KERJA SISWA
I.                   JUDUL     : Menguji Larutan Asam Basa Menggunakan Indikator Alami
II.                TUJUAN  :
2.1  Untuk mengetahui larutan yang di uji termasuk asam, basa, atau netral dengan menggunakan indikator alami
2.2  Untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi pada beberapa ekstrak yang alami
III.             LANDASAN TEORI      :
Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam suasana yang berbeda misalnya lakmus yang dalam suasana asam berwarna merah sedangkan dalam suasana basa berwarna biru. Disekitar kitaa terdapat beberapa zat warna alaminya yang dapat digunakan sebagai indikator seperti kunyit, ekstrak daun mahkota bunga berwarna dengan syarat dapat mengalami perubahan warna dalam suasana yang berbeda. Dengan indikator, kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa atau netral. 
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton(ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima pasangan electron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat. Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1.      Masam ketika dilarutkan dalam air.
2.      Asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila asamnya asam pekat.
3.      Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4.      Asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan cairan elektrolit.

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air. Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1.      Kaustik
2.      Rasanya pahit
3.      Licin seperti sabun
4.      Ph nya lebih dari air suling
5.      Mengubah lakmus merah menjadi biru
6.      Dapat menghantarkan arus listrik

a.       Indikator asam dan basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator asam-basa alami.
b.      Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk. Begitu sebaliknya.
c.       Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau dan lain – lain.


IV.             ALAT DAN BAHAN      :

4.1 Alat :
1.      Satu buah cobek batu
2.      Lima buah gelas plastik
3.      Satu lembar kain
4.      Satu buah pipet
4.2. Bahan:
1.      Air sabun
2.      Air cuka
3.      Air atau aquades
4.      Ekstrak bunga pacar galuh
5.      Ekstrak bunga gemitir
6.      Ekstrak bunga anggrek
7.      Ekstrak bunga jepun
8.      Ekstrak bunga jepun jepang
9.      Ekstrak Bungan kembang kertas

V.                PROSEDUR KERJA
1.      Bahan-bahan yang akan di uji dihaluskan dengan cobek batu , jika sudah halus ditambahkan sedikit air, lalu bahan diekstrak dan dipisahkan ampasnya
2.      Larutan cuka dan air sabun disediakan.
3.      Larutan cuka diteteskan sebanyak 4 tetes dengan pipet kedalam gelas plastik , lalu di ulangi kembali dengan cuka.
4.      Bahan-bahan yang telah diekstrak diteteskan sebanyak 3 tetes kedalam air sabun dan cuka yang ada pada gelas plastik, pada bahan-bahan yang lain dilakukan hal yang sama.
5.      Perubahan warna dicatat dan diamati

VI.             HASIL PENGAMATAN
Larutan Ekstrak
Perubahan Warna Pada Larutan Ekstrak
Awal
Air Sabun
Cuka
Bunga pacar galuh
Merah tua
Jingga
Merah
Bunga gemitir
Jingga
Kuning
Jingga
Bunga anggrek
Ungu
Coklat
Merah bata
Bunga jepun
Kuning
Kuning
Jingga
Bunga jepun jepang
Coklat
Jingga
Jingga
Bunga kembang kertas
Merah
Pink
Merah

VII.          PEMBAHASAN
Telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa asam, sedangkan basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator alami, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Seperti pada percobaan yang telah di lakukan memperoleh hasil sebagai berikut:
1.      Pengujian menggunakan air sabun
Pada pengujian ekstrak bunga pacar galuh yang ditambah air sabun menghasilkan perubahan warna merah. Pada pengujian ekstrak bunga gemitir yang ditambah cuka menghasilkan perubahan warna jingga. Pada pengujian ekstrak bunga anggrek yang ditambah cuka  menghasilkan perubahan warna merah Bata. Pada pengujian ekstrak bunga jepun yang ditambah air sabun menghasilkan perubahan warna kuning.Pada pengujian ekstrak bunga jepun jepang yang ditambah air sabun menghasilkan perubahan warna jingga. Pada pengujian ekstrak bunga kembang kertas yang ditambah air sabun menghasilkan perubahan warna pink. Hal ini menunjukkan bahwa air sabun bersifat basa.
2.      Pengujian menggunakan cuka
Pada pengujian ekstrak bunga pacar galuh yang ditambah cuka  menghasilkan perubahan warna merah. Pada pengujian ekstrak bunga gemitir yang ditambah cuka menghasilkan perubahan warna jingga. Pada pengujian ekstrak bunga anggrek yang ditambah cuka menghasilkan perubahan warna merah bata. Pada pengujian ekstrak bunga jepun yang ditambah cuka menghasilkan perubahan warna jingga.Pada pengujian ekstrak bunga jepun jepang yang ditambah air sabun menghasilkan perubahan warna jingga. Pada pengujian ekstrak bunga kembang kertas yang ditambah cuka menghasilkan perubahan warna merah. Hal ini menunjukkan bahwa air sabun bersifat asam.

VIII.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing ekstrak dari bahan alami yang telah diuji coba dapat menunjukan sifat larutan yang ditetesi, hal ini dapat ditunjukan dengan adanya perubahan warna dasar dari masing-masing ekstrak.
Perubahan warna:
Dari hasil uji coba diatas, umumnya larutan yang  bersifat asam menghasilkan warna kuning, merah atau jingga atau warna yang lebih muda dari warna awal. Sedangkan larutan yang bersifat basa umumnya menghasilkan warna coklat atau kuning.
 Indikator cuka, merupakan asam sedangkan indikator air sabun, adalah basa. Ekstrak yang cocok sebagai penguji indikator adalah  bunga yang berwarna merah dan ungu karena mengalami perubahan warna yang mencolok.

IX.              DAFTAR PUSTAKA
Dianti, Vera. 2014. Indikator Asam Basa Alami. http://veradianti.blogspot.com/2014/05/indikator-asam-basa-alami.html. Diakses pada tanggal 15 Januari 2015.
Kusumawardani, Niken. 2013. Laporan Praktikum Kimia. http://coretankinamori.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-kimia_2.html. Diakses pada tanggal 15 Januari 2015.
Widjojo, Charlotte. 2013. Laporan Praktikum Kimia Menguji Larutan Asam Basa Menggunakan Indikator Alami. https://www.academia.edu/4893859/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_MENGUJI_LARUTAN_ASAM_BASA_MENGGUNAKAN_INDIKATOR_ALAM. Diakses pada tanggal 15 Januari 2015.

Merancang Praktikum Sederhana



LAPORAN LEMBAR KERJA SISWA
PRAKTIKUM MENGUJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI





Oleh:
    Muthia Alvita                                    ( 11150162000045 )
       Dita Farastika                           ( 11150162000054 )
              Abdul Rifky                                    ( 11150162000075 )









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015










LEMBAR KERJA SISWA
I.                   JUDUL     : Menguji Larutan Asam Basa Menggunakan Indikator Alami
II.                TUJUAN  :
2.1  Untuk mengetahui larutan yang di uji termasuk asam, basa, atau netral dengan menggunakan indikator alami
2.2  Untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi pada beberapa ekstrak yang alami
III.             LANDASAN TEORI      :
Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam suasana yang berbeda misalnya lakmus yang dalam suasana asam berwarna merah sedangkan dalam suasana basa berwarna biru. Disekitar kitaa terdapat beberapa zat warna alaminya yang dapat digunakan sebagai indikator seperti kunyit, ekstrak daun mahkota bunga berwarna dengan syarat dapat mengalami perubahan warna dalam suasana yang berbeda. Dengan indikator, kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa atau netral. 
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton(ion H+) kepada zat lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima pasangan electron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat. Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1.      Masam ketika dilarutkan dalam air.
2.      Asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila asamnya asam pekat.
3.      Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4.      Asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan cairan elektrolit.

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air. Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1.      Kaustik
2.      Rasanya pahit
3.      Licin seperti sabun
4.      Ph nya lebih dari air suling
5.      Mengubah lakmus merah menjadi biru
6.      Dapat menghantarkan arus listrik

a.       Indikator asam dan basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator asam-basa alami.
b.      Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk. Begitu sebaliknya.
c.       Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau dan lain – lain.


IV.             ALAT DAN BAHAN      :

4.1 Alat :
1.      Satu buah cobek batu
2.      Lima buah gelas plastik
3.      Satu lembar kain
4.      Satu buah pipet
4.2. Bahan:
1.      Air sabun
2.      Air cuka
3.      Air atau aquades
4.      Ekstrak bunga pacar galuh
5.      Ekstrak bunga gemitir
6.      Ekstrak bunga anggrek
7.      Ekstrak bunga jepun
8.      Ekstrak bunga jepun jepang
9.      Ekstrak Bungan kembang kertas

V.                PROSEDUR KERJA
1.      Bahan-bahan yang akan di uji dihaluskan dengan cobek batu , jika sudah halus ditambahkan sedikit air, lalu bahan diekstrak dan dipisahkan ampasnya
2.      Larutan cuka dan air sabun disediakan.
3.      Larutan cuka diteteskan sebanyak 4 tetes dengan pipet kedalam gelas plastik , lalu di ulangi kembali dengan cuka.
4.      Bahan-bahan yang telah diekstrak diteteskan sebanyak 3 tetes kedalam air sabun dan cuka yang ada pada gelas plastik, pada bahan-bahan yang lain dilakukan hal yang sama.
5.      Perubahan warna dicatat dan diamati

VI.             HASIL PENGAMATAN
Larutan Ekstrak
Perubahan Warna Pada Larutan Ekstrak
Awal
Air Sabun
Cuka
Bunga pacar galuh
Merah tua
Jingga
Merah
Bunga gemitir
Jingga
Kuning
Jingga
Bunga anggrek
Ungu
Coklat
Merah bata
Bunga jepun
Kuning
Kuning
Jingga
Bunga jepun jepang
Coklat
Jingga
Jingga
Bunga kembang kertas
Merah
Pink
Merah

VII.          PEMBAHASAN
Telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa asam, sedangkan basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun.
Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator alami, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Seperti pada percobaan yang telah di lakukan memperoleh hasil sebagai berikut:
1.      Pengujian menggunakan air sabun
Pada pengujian ekstrak bunga pacar galuh yang ditambah air sabun menghasilkan perubahan warna merah. Pada pengujian ekstrak bunga gemitir yang ditambah cuka menghasilkan perubahan warna jingga. Pada pengujian ekstrak bunga anggrek yang ditambah cuka  menghasilkan perubahan warna merah Bata. Pada pengujian ekstrak bunga jepun yang ditambah air sabun menghasilkan perubahan warna kuning.Pada pengujian ekstrak bunga jepun jepang yang ditambah air sabun menghasilkan perubahan warna jingga. Pada pengujian ekstrak bunga kembang kertas yang ditambah air sabun menghasilkan perubahan warna pink. Hal ini menunjukkan bahwa air sabun bersifat basa.
2.      Pengujian menggunakan cuka
Pada pengujian ekstrak bunga pacar galuh yang ditambah cuka  menghasilkan perubahan warna merah. Pada pengujian ekstrak bunga gemitir yang ditambah cuka menghasilkan perubahan warna jingga. Pada pengujian ekstrak bunga anggrek yang ditambah cuka menghasilkan perubahan warna merah bata. Pada pengujian ekstrak bunga jepun yang ditambah cuka menghasilkan perubahan warna jingga.Pada pengujian ekstrak bunga jepun jepang yang ditambah air sabun menghasilkan perubahan warna jingga. Pada pengujian ekstrak bunga kembang kertas yang ditambah cuka menghasilkan perubahan warna merah. Hal ini menunjukkan bahwa air sabun bersifat asam.

VIII.       KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing ekstrak dari bahan alami yang telah diuji coba dapat menunjukan sifat larutan yang ditetesi, hal ini dapat ditunjukan dengan adanya perubahan warna dasar dari masing-masing ekstrak.
Perubahan warna:
Dari hasil uji coba diatas, umumnya larutan yang  bersifat asam menghasilkan warna kuning, merah atau jingga atau warna yang lebih muda dari warna awal. Sedangkan larutan yang bersifat basa umumnya menghasilkan warna coklat atau kuning.
 Indikator cuka, merupakan asam sedangkan indikator air sabun, adalah basa. Ekstrak yang cocok sebagai penguji indikator adalah  bunga yang berwarna merah dan ungu karena mengalami perubahan warna yang mencolok.

IX.              DAFTAR PUSTAKA
Dianti, Vera. 2014. Indikator Asam Basa Alami. http://veradianti.blogspot.com/2014/05/indikator-asam-basa-alami.html. Diakses pada tanggal 15 Januari 2015.
Kusumawardani, Niken. 2013. Laporan Praktikum Kimia. http://coretankinamori.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-kimia_2.html. Diakses pada tanggal 15 Januari 2015.
Widjojo, Charlotte. 2013. Laporan Praktikum Kimia Menguji Larutan Asam Basa Menggunakan Indikator Alami. https://www.academia.edu/4893859/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_MENGUJI_LARUTAN_ASAM_BASA_MENGGUNAKAN_INDIKATOR_ALAM. Diakses pada tanggal 15 Januari 2015.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



I. LATAR BELAKANG
Fungsi utama dari laboratorium adalah wadah untuk melakukan praktik atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan, sehingga menjadi unsur penting dalam kegiatan pendidikan dan penelitian, khususnya di bidang IPA. 
Untuk mempermudah proses praktikum, dibuat SOP(Standar Operasional Prosedur). SOP dibuat untuk mempermudah proses praktikum sehingga tercipta praktikum yang berkualitas.
II. TUJUAN
Tujuan disusunnya standar operasional prosedur laboratorium adalah untuk membantu memperlancar pengelolaan laboratorium guna memaksimalkan kegunaan dari laboratorium beserta semua sumber daya yang ada didalamnya, sehingga dapat membantu terselenggaranya kegiatan praktikum yang berkualitas. Kegiatan yang ada dalam lingkup pengelolaan laboratorium meliputi praktikum, penggunaan peralatan laboratorium, dan penggunaan laboratorium untuk penelitian.

III. ACUAN
1.      SOP yg baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi antara pelaksana dan pengawas, dan menjadikan praktikum diselesaikan secara konsisten
2.      Para praktikan akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yg harus dicapai dalam setiap pekerjaan
3.      SOP juga bisa dipergunakan sbg salah satu alat training dan bisa dipergunakan untuk mengukur kinerja praktikan
RUANG LINGKUP
Pengelola laboratorium IPA di sekolah idealnya meliputi;
a.       Kepala laboratorium adalah seorang staf edukatif atau fungsional yang ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi dalam organisasi laboratorium serta membawahi anggota laboratorium, pembimbing praktikum, staf administrasi, laboran, dan asisten praktikum serta bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di laboratorium,
b.      Anggota laboratorium adalah staf edukatif yang memiliki minat keilmuan dan bersedia turut berperan aktif dalam pengelolaan serta pengembangan laboratorium,
c.       Pembimbing praktikum adalah staf edukatif yang bertanggungjawab dalam memberikan bimbingan praktikum bagi siswa untuk mata pelajaran IPA,
d.      Staf administrasi adalah tenaga administratif yang menjalankan fungsi administrasi di laboratorium,
e.       Laboran adalah staf laboratorium yang membantu pelaksanaan kegiatan dan teknis operasional dalam laboratorium, serta mempersiapkan peralatan dan bahan.
TATA TERTIB LABORATORIUM
Tata tertib yang harus ditaati oleh sertiap siswa yang akan melakukan kegiatan praktiku IPA meliputi;
a.       Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika dalam laboratorium. Menjunjung tinggi dan menghargai staf laboratorium dan sesama pengguna laboratorium,
b.      Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang laboratorium,
c.       Siswa tidak diperbolehkan praktikan apabila mengenakan kaos oblong, memakai sandal, tidak memakai jas/pakaian laboratorium,
d.      Peserta praktikum dilarang makan dan minum, membuat kericuhan selama kegiatan praktikum dan di dalam ruang laboratorium,
e.       Dilarang menyentuh, menggeser dan menggunakan peralatan di laboratorium yang tidak sesuai dengan acara praktikum mata pelajaran IPA,
f.       Membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum maupun penelitian dan mengembalikannya kepada petugas laboratorium
g.      Membaca, memahami dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap peralatan dan kegiatan selama praktikum dan di ruang laboratorium
h.       Selama kegiatan praktikum, TIDAK BOLEH menggunakan handphone untuk pembicaraan dan/atau SMS.
IV. PROSEDUR DAN MEKANISME
A.    Menyusun Mekanisme Pelaksanaan Praktikum
            Prosedur pelaksanaan praktikum yang harus diperhatikan meliputi;
a.       Siswa peserta praktikum terdaftar sebagai peserta mata pelajaran IPA,
b.       Sebelum pelaksanaan praktikum, siswa berhak memperoleh petunjuk praktikum,
c.       Laboratorium mengumumkan kegiatan praktikum dilengkapi dengan pembagian kelompok, acara dan jadwal.
d.      Setelah menyelesaikan materi dalam praktikum inti, peserta praktikum wajib menyusun draf laporan secara individu atau kelompok, mengikuti sistematika dalam petunjuk praktikum.
B.     Menyusun Mekanisme Peminjaman Alat
Setiap siswa atau kelompok siswa sebelum melaksanakan praktikum dan penelitian di laboratorium, dan melakukan peminjaman alat.
Prosedur Peminjaman Alat untuk Praktikum
1.      Tiga (3) hari sebelum praktikum dimulai, setiap kelompok siswa harus sudah menyerahkan berkas peminjaman alat yang telah ditandatangani oleh guru mata pelajaran IPA
2.       Staf administrasi laboratorium menyerahkan berkas peminjaman alat kepada kepala laboratorium,
3.      Kepala laboratorium memberikan memo kepada staf administrasi dan selanjutnya, staf administrasi memberitahukan memo kepada Laboran yang dimaksud
4.      Laboran menyiapkan peralatan untuk kegiatan praktikum sesuai dengan berkas peminjaman alat.
5.      Asisten praktikum melakukan cek atas alat yang telah disediakan.
6.      Bila ada kesalahan atau ketidaksesuaian antara daftar, jenis maupun jumlah alat sebagaimana berkas peminjaman alat, segera melapor kepada laboran.
7.      Setelah memastikan peralatan dalam kondisi baik dan berfungsi sebagaimana mestinya, serta spesifikasinya sesuai dengan berkas peminjaman alat, asisten praktikum mengisi buku peminjaman alat.
8.      Saat kegiatan praktikum berlangsung, peralatan tidak boleh dipinjamkan atau dipindah ke tempat lain; selain judul acara praktikum yang tercantum dalam petunjuk praktikum dan berkas peminjaman alat.
9.      Setelah kegiatan praktikum selesai, asisten praktikum segera melapor pada laboran.
10.  Peserta praktikum harus membersihkan peralatan, meja dan ruang praktikum, serta merapikannya.
11.  Asisten praktikum bersama laboran melakukan cek atas peralatan yang dipinjam dan digunakan dalam kegiatan praktikum, untuk memastikan kondisinya sama dengan saat peralatan akan dipinjam dan digunakan.
12.  Peserta praktikum diperbolehkan meninggalkan ruangan laboratorium jika cek peralatan selesai, kondisi laboratorium bersih dan rapi serta diijinkan oleh asisten praktikum.
C.     Menyusun Mekanisme Sangsi Penggunaan Laboratorium
Kegiatan praktikum
1.      Peserta praktikum yang tidak mematuhi tata tertib TIDAK BOLEH masuk dan mengikuti kegiatan praktikum di ruang laboratorium
2.      Peserta praktikum yang datang terlambat (tidak sesuai kesepakatan), tidak memakai jas lab, tidak memakai sepatu, tidak memakai baju berkerah/kaos berkerah, dan/atau tidak membawa petunjuk praktikum, tetap diperbolehkan masuk laboratorium tetapi TIDAK BOLEH MENGIKUTI kegiatan praktikum.
3.      Peserta praktikum yang memindahkan dan/atau menggunakan peralatan praktikum tidak sesuai dengan yang tercantum dalam petunjuk praktikum dan berkas peminjaman alat, kegiatan praktikum yang dilaksanakan akan dihentikan dan praktikum yang bersangkutan dibatalkan.
4.      Peserta praktikum yang mengumpulkan laporan praktikum terlambat satu (1) hari, tetap diberikan nilai sebesar 75%, sedangkan keterlambatan lebih dari satu (1) hari, diberikan nilai 0%. 5. Peserta praktikum yang telah menghilangkan, merusak atau memecahkan peralatan praktikum harus mengganti sesuai dengan spesifikasi alat yang dimaksud, dengan kesepakatan antara laboran, pembimbing praktikum dan kepala laboratorium. Prosentase pengantian alat yang hilang, rusak atau pecah disesuaikan dengan jenis alat atau tingkat kerusakan dari alat.
 Peminjaman Alat
1.      Berkas peminjaman alat yang diserahkan kurang dari tujuh (2) hari tidak dilayani,
2.      Peminjam yang menggunakan alat tidak sesuai dengan proposal penelitian dan berkas peminjaman alat, dikenakan denda yang diatur sebagaimana dalam lampiran daftar harga dan sewa peralatan,
3.      Apabila peralatan yang dipinjam mengalami kerusakan, hilang atau pecah, maka peminjam wajib mengganti alat tersebut,
4.      Batas waktu penggantian alat yang rusak, hilang atau pecah adalah tiga (3) hari setelah adanya laporan kondisi alat kepada laboran; apabila melewati batas waktu yang ditentukan, maka hasil penelitian tidak mendapatkan pengesahan dari kepala laboratorium.
5.      Terlambat mengembalikan alat akan dikenakan denda yang dihitung per jenis alat per hari. Besarnya biaya denda dapat dilihat pada lampiran daftar harga dan peralatan Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.


 

SOP Di Laboratorium Kimia

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR



I. LATAR BELAKANG
Fungsi utama dari laboratorium adalah wadah untuk melakukan praktik atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan, sehingga menjadi unsur penting dalam kegiatan pendidikan dan penelitian, khususnya di bidang IPA. 
Untuk mempermudah proses praktikum, dibuat SOP(Standar Operasional Prosedur). SOP dibuat untuk mempermudah proses praktikum sehingga tercipta praktikum yang berkualitas.
II. TUJUAN
Tujuan disusunnya standar operasional prosedur laboratorium adalah untuk membantu memperlancar pengelolaan laboratorium guna memaksimalkan kegunaan dari laboratorium beserta semua sumber daya yang ada didalamnya, sehingga dapat membantu terselenggaranya kegiatan praktikum yang berkualitas. Kegiatan yang ada dalam lingkup pengelolaan laboratorium meliputi praktikum, penggunaan peralatan laboratorium, dan penggunaan laboratorium untuk penelitian.

III. ACUAN
1.      SOP yg baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi antara pelaksana dan pengawas, dan menjadikan praktikum diselesaikan secara konsisten
2.      Para praktikan akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yg harus dicapai dalam setiap pekerjaan
3.      SOP juga bisa dipergunakan sbg salah satu alat training dan bisa dipergunakan untuk mengukur kinerja praktikan
RUANG LINGKUP
Pengelola laboratorium IPA di sekolah idealnya meliputi;
a.       Kepala laboratorium adalah seorang staf edukatif atau fungsional yang ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi dalam organisasi laboratorium serta membawahi anggota laboratorium, pembimbing praktikum, staf administrasi, laboran, dan asisten praktikum serta bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di laboratorium,
b.      Anggota laboratorium adalah staf edukatif yang memiliki minat keilmuan dan bersedia turut berperan aktif dalam pengelolaan serta pengembangan laboratorium,
c.       Pembimbing praktikum adalah staf edukatif yang bertanggungjawab dalam memberikan bimbingan praktikum bagi siswa untuk mata pelajaran IPA,
d.      Staf administrasi adalah tenaga administratif yang menjalankan fungsi administrasi di laboratorium,
e.       Laboran adalah staf laboratorium yang membantu pelaksanaan kegiatan dan teknis operasional dalam laboratorium, serta mempersiapkan peralatan dan bahan.
TATA TERTIB LABORATORIUM
Tata tertib yang harus ditaati oleh sertiap siswa yang akan melakukan kegiatan praktiku IPA meliputi;
a.       Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika dalam laboratorium. Menjunjung tinggi dan menghargai staf laboratorium dan sesama pengguna laboratorium,
b.      Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang laboratorium,
c.       Siswa tidak diperbolehkan praktikan apabila mengenakan kaos oblong, memakai sandal, tidak memakai jas/pakaian laboratorium,
d.      Peserta praktikum dilarang makan dan minum, membuat kericuhan selama kegiatan praktikum dan di dalam ruang laboratorium,
e.       Dilarang menyentuh, menggeser dan menggunakan peralatan di laboratorium yang tidak sesuai dengan acara praktikum mata pelajaran IPA,
f.       Membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum maupun penelitian dan mengembalikannya kepada petugas laboratorium
g.      Membaca, memahami dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap peralatan dan kegiatan selama praktikum dan di ruang laboratorium
h.       Selama kegiatan praktikum, TIDAK BOLEH menggunakan handphone untuk pembicaraan dan/atau SMS.
IV. PROSEDUR DAN MEKANISME
A.    Menyusun Mekanisme Pelaksanaan Praktikum
            Prosedur pelaksanaan praktikum yang harus diperhatikan meliputi;
a.       Siswa peserta praktikum terdaftar sebagai peserta mata pelajaran IPA,
b.       Sebelum pelaksanaan praktikum, siswa berhak memperoleh petunjuk praktikum,
c.       Laboratorium mengumumkan kegiatan praktikum dilengkapi dengan pembagian kelompok, acara dan jadwal.
d.      Setelah menyelesaikan materi dalam praktikum inti, peserta praktikum wajib menyusun draf laporan secara individu atau kelompok, mengikuti sistematika dalam petunjuk praktikum.
B.     Menyusun Mekanisme Peminjaman Alat
Setiap siswa atau kelompok siswa sebelum melaksanakan praktikum dan penelitian di laboratorium, dan melakukan peminjaman alat.
Prosedur Peminjaman Alat untuk Praktikum
1.      Tiga (3) hari sebelum praktikum dimulai, setiap kelompok siswa harus sudah menyerahkan berkas peminjaman alat yang telah ditandatangani oleh guru mata pelajaran IPA
2.       Staf administrasi laboratorium menyerahkan berkas peminjaman alat kepada kepala laboratorium,
3.      Kepala laboratorium memberikan memo kepada staf administrasi dan selanjutnya, staf administrasi memberitahukan memo kepada Laboran yang dimaksud
4.      Laboran menyiapkan peralatan untuk kegiatan praktikum sesuai dengan berkas peminjaman alat.
5.      Asisten praktikum melakukan cek atas alat yang telah disediakan.
6.      Bila ada kesalahan atau ketidaksesuaian antara daftar, jenis maupun jumlah alat sebagaimana berkas peminjaman alat, segera melapor kepada laboran.
7.      Setelah memastikan peralatan dalam kondisi baik dan berfungsi sebagaimana mestinya, serta spesifikasinya sesuai dengan berkas peminjaman alat, asisten praktikum mengisi buku peminjaman alat.
8.      Saat kegiatan praktikum berlangsung, peralatan tidak boleh dipinjamkan atau dipindah ke tempat lain; selain judul acara praktikum yang tercantum dalam petunjuk praktikum dan berkas peminjaman alat.
9.      Setelah kegiatan praktikum selesai, asisten praktikum segera melapor pada laboran.
10.  Peserta praktikum harus membersihkan peralatan, meja dan ruang praktikum, serta merapikannya.
11.  Asisten praktikum bersama laboran melakukan cek atas peralatan yang dipinjam dan digunakan dalam kegiatan praktikum, untuk memastikan kondisinya sama dengan saat peralatan akan dipinjam dan digunakan.
12.  Peserta praktikum diperbolehkan meninggalkan ruangan laboratorium jika cek peralatan selesai, kondisi laboratorium bersih dan rapi serta diijinkan oleh asisten praktikum.
C.     Menyusun Mekanisme Sangsi Penggunaan Laboratorium
Kegiatan praktikum
1.      Peserta praktikum yang tidak mematuhi tata tertib TIDAK BOLEH masuk dan mengikuti kegiatan praktikum di ruang laboratorium
2.      Peserta praktikum yang datang terlambat (tidak sesuai kesepakatan), tidak memakai jas lab, tidak memakai sepatu, tidak memakai baju berkerah/kaos berkerah, dan/atau tidak membawa petunjuk praktikum, tetap diperbolehkan masuk laboratorium tetapi TIDAK BOLEH MENGIKUTI kegiatan praktikum.
3.      Peserta praktikum yang memindahkan dan/atau menggunakan peralatan praktikum tidak sesuai dengan yang tercantum dalam petunjuk praktikum dan berkas peminjaman alat, kegiatan praktikum yang dilaksanakan akan dihentikan dan praktikum yang bersangkutan dibatalkan.
4.      Peserta praktikum yang mengumpulkan laporan praktikum terlambat satu (1) hari, tetap diberikan nilai sebesar 75%, sedangkan keterlambatan lebih dari satu (1) hari, diberikan nilai 0%. 5. Peserta praktikum yang telah menghilangkan, merusak atau memecahkan peralatan praktikum harus mengganti sesuai dengan spesifikasi alat yang dimaksud, dengan kesepakatan antara laboran, pembimbing praktikum dan kepala laboratorium. Prosentase pengantian alat yang hilang, rusak atau pecah disesuaikan dengan jenis alat atau tingkat kerusakan dari alat.
 Peminjaman Alat
1.      Berkas peminjaman alat yang diserahkan kurang dari tujuh (2) hari tidak dilayani,
2.      Peminjam yang menggunakan alat tidak sesuai dengan proposal penelitian dan berkas peminjaman alat, dikenakan denda yang diatur sebagaimana dalam lampiran daftar harga dan sewa peralatan,
3.      Apabila peralatan yang dipinjam mengalami kerusakan, hilang atau pecah, maka peminjam wajib mengganti alat tersebut,
4.      Batas waktu penggantian alat yang rusak, hilang atau pecah adalah tiga (3) hari setelah adanya laporan kondisi alat kepada laboran; apabila melewati batas waktu yang ditentukan, maka hasil penelitian tidak mendapatkan pengesahan dari kepala laboratorium.
5.      Terlambat mengembalikan alat akan dikenakan denda yang dihitung per jenis alat per hari. Besarnya biaya denda dapat dilihat pada lampiran daftar harga dan peralatan Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya.


 

Popular Posts