Destilasi sederhana atau
destilitasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh tau perbedaan penguapan.
Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh
senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap
pada saat mencapai titik didih masing-masing.
Dalam percobaan ini adapun langkah – langkahnya:
1.
Langkah pertama adalah merangkai
alat penentu titik didih yang alat-alatnya antara lain labu didih, thermometer,
kondensor , sirkulator dan labu destilat. Labu didih berfungsi untuk menjadi
tempat pendidihan sampel hingga terjadi proses penguapan. Thermometer
berfungsi untuk mengukur suhu titik didih larutan ketika jatuhnya tetesan
air pertama pada labu destilat dari kondensor. Sirkulator berfungsi untuk
memompa air ke alat kondensor,untuk mendinginkan uap larutan. Kondensor
berfungsi untuk untuk mendinginkan uap larutan yang terbentuk hingga kemudian
dialirkan kedalam labu destilat. Prinsip kerja dari alat destilasi sederhana
adalah penguapan yang bekesinambungan, yang mana larutan yang akan dipisahkan
diuapkan terlebih dahulu kemudian uap tersebut diembunkan menjadi cairan
kembali melalui pendinginan.
2. Langkah
kedua adalah memasukkan larutan yang akan dipisahkan kedalam labu didih.
Larutan tersebut sebelumnya telah diekstraksi, pada percobaan ini larutan
tersebut adalah campuran dari n-Hexane dan minyak atau lemak.
3. Langkah
ketiga adalah memanaskan labu didih. Labu dididh dipanaskan agar diperoleh
analit yaitu minyak dan hasil destilasi adalah n-hexane. Dan terjadi proses
penguapan dan pengembunan yang dikenal dengan proses kondensasi.
4.
Langkah keempat adalah menampung
destilat pada tempat yang telah disediakan. Dan dari proses ini diketahui bahwa
titik didih n-hexane adalah 69 oC. Hasil yang diperoleh telah
sesuai dengan literatur, menurut Anonim (2011) titik didih n-hexane yaitu 67 –
70 oC. Dapat dikatakan bahwa praktikum yang dilaksanakan
berhasil.
Destilasi
adalah teknik untuk memisahkan larutan ke dalam masing-masing komponennya.
Prinsip destilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik didih komponen zatnya.
Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik
didih berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang
tinggi.
Terdapat
beberapa teknik pemisahan dengan menggunakan destilasi, salah satunya adalah
destilasi sederhana. Set alat destilasi sederhana (Gambar 1) adalah terdiri
atas labu alas bulat, kondensor (pendingin), termometer, erlenmeyer, pemanas.
Peralatan lainnya sebagai penunjang adalah statif dan klem, adaptor
(penghubung), selang yang dihubungkan pada kondensor tempat air masuk dan air
keluar, batu didih.
Gambar 1. Rangkaian
Alat Destilasi
Keterangan Gambar:
- Kran air
- Pipa
penghubung
- Erlenmeyer
- Termometer
- Statif dan
Klem
- Labu alas
bulat
- Tempat air
keluar dari kondensor
- Tempat air
masuk pada kondensor
- Pemanas
- Kondensor
Adapun
fungsi masing-masing alat yaitu:
1.
labu alas bulat sebagai wadah untuk
penyimpanan sampel yang akan didestilasi.
2.
Kondensor atau pendingin yang
berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga
menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air
dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya
berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan
memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap
yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau
kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan
terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang
melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.
3.
Termometer digunakan untuk
mengamati suhu dalam proses destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai
dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni.
4.
Erlenmeyer sebagai wadah untuk
menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi.
5.
Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan
antara kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan
destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan
menguap keluar selama proses destilasi berlangsung.
6.
Pemanas berguna untuk memanaskan
sampel yang terdapat pada labu alas bulat. Penggunaan batu didih pada proses
destilasi dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan
tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang
ada ke seluruh bagian sampel.
7.
Sedangkan statif dan klem berguna
untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga tidak
jatuh atau goyang ( Rusli,2013 ).
Selanjutnya
merangkai alat destilasi merupakan salah satu hal yang penting karena dengan
pemahaman dan keterampilan yang baik dan benar maka dapat mencegah terjadinya
kerusakan alat. Adapun tahapan merangkai alat destilasi sederhana adalah
menyiapkan statif dan klem serta pemanas, kemudian memasang labu alas bulat,
selanjutnya memasang kondensor, setelah itu memasang adaptor (jika menggunakan
adaptor untuk destilasi senyawa yang mudah menguap), dan memasang labu
penampung (Erlenmeyer), serta yang terakhir adalah memasang thermometer.
Setelah
semua alat telah terpasang dengan baik, maka dapat dilakukan proses detilasi.
Sebagaimana prinsip dasar dari destilasi adalah memisahkan zat berdasarkan
perbedaan titik didihnya, maka komponen zat yang memiliki titik didih yang
rendah akan lebih dulu menguap sedangkan yang lebih tinggi titik didihnya akan
tetap tertampung pada labu destilasi. Proses penguapan komponen zat ini
dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen zat yang
memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap dan uap tersebut melewati
kondensor atau pendingin yang mendinginkan komponen zat tersebut sehingga akan
terkondensasi atau berubah dari berwujud uap menjadi berwujud cair sehingga
dapat ditampung di labu destilat atau labu Erlenmeyer. Pada proses destilasi
ini, destilat ditampung pada suhu tetap (konstan). Hal ini dilakukan karena
diharapkan akan diperoleh destilat yang murni pada kondisi suhu tersebut.
Setelah sampel pada labu alas bulat berkurang, suhu akan naik karena jumlah
sampel yang didestilasi telah berkurang. Pada kondisi naiknya suhu ini, proses
destilasi sudah dapat dihentikan sehingga yang diperoleh adalah destilat murni.
Pada destilasi, untuk memperoleh ketelitian yang tinggi penempatan ujung
termometer harus sangat diperhatikan, yaitu ujung termometer harus tepat berada
di persimpangan yang menuju ke pendingin agar suhu yang teramati adalah
benar-benar suhu uap senyawa yang diamati. Pada proses destilasi, penyimpangan
pengukuran dapat terjadi jika adanya pemanasan yang berlebihan (superheating)
serta kesalahan dalam penempatan pengukur suhu (thermometer) tidak pada posisi
yang benar ( Syaputryi,2012 ).
Teori
dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang mendidih memegang
peranan yang penting pada proses evaporasi dan destilasi atau juga pada proses
biologi dan proses kimia lain seperti proses petroleum,
pengendalian temperatur suatu reaksi kimia, evaporasi suatu
bahan pangan dan sebagainya. Cairan yang sedang dididihkan biasanya ditampung
dalam bejana dengan panas yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang horizontal
atau vertikal. Pipa dan plat-plat tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan
cairan panas atau uap panas pada sisi yang lain.
Perbedaan
sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan secara jelas
jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih. Sebagai contoh
adalah cairan murni didalam suatu tempat yang tertutup. Pada suhu tertentu
molekul-molekul cairan tersebut memiliki energi tertentu dan bergerak bebas
secara tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul dalam cairan
hanya bergerak pada jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh molekul-molekul lain,
sehingga arah geraknya diubah. Namun setiap molekul pada lapisan permukaan yang
bergerak ke arah atas akan meninggalkan permukaan cairan dan akan menjadi
molekul uap. Molekul-molekul uap tersebut akan tetap berada dalam gerakan yang
konstan, dan kecepatan molekul-molekul dipengaruhi oleh suhu pada saat itu.
Ada 6 jenis destilasi
yang akan dibahas disini, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi,
destilasi uap, destilasi vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik.
1. Destilasi Sederhana
Pada destilasi
sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan
sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
2. Destilasi
Fraksionasi
Fungsi destilasi
fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu
larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C
dan bekerja pada tekanan atmosfer atau
dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada
industri minyak mentah, untuk memisahkan
komponen-komponen dalam minyak mentah.
Perbedaan destilasi
fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom
ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada
setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian destilat yang lebih dari
plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya
3. Destilasi Azeotrop
Azeotrop adalah
campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang konstan.
Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak
maksimal. Komposisi dari azeotrop tetap konstan dalam pemberian atau
penambahan tekanan,
akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari
azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang
komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih
ke campuran yang dihasilkan dari saling mempengaruhi dalam kekuatan
intramolekuler dalam larutan. Azeotrop dapat didestilasi dengan menggunakan
tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan benzena atau toluena untuk
memisahkan air. Air dan
pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark. Air akan tetap
tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran dan memisahkan
air lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.
4. Destilasi Vakum
Destilasi vakum
biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan
pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau
mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas
150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan
titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air
dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi
sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.
5. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran
senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai
200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di
bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi
uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi
dapat didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk
mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari
lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. Campuran
dipanaskan melalui uap air yang
dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari
campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya
masuk ke labu destilat.
6. Destilasi kering
Destilasi kering
merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan material padat
untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya digunakan untuk mengambil
cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara ( Fhya,2011).
Prinsip destilasi
adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik
didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan
tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan
destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan
tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai
perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas
cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu
yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses
destilasi adalah sama dengan titik didih destilat.
Untuk memisahkan alkohol dari
campuran dan meningkatkan kadar alkohol, beer perlu didistilasi. Maksud dan
proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk
larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya,
distilasi merupakan cara yang paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara
pemisahan yang secara thermal adalah efisien. Pada tekanan atmosfir, air
mendidih pada 100 oC dan etanol mendidih pada sekitar 77 oC. perbedaan dalam titik
didih inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: jika
larutan campuran etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol
menguap dari pada air. Jika uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka
konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu akan lebih tinggi dari
pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian
dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini
bisa diulangi terus, sampai sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam
suatu fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada larutan 96% etanol, didapatkan
suatu campuran dengan titik didih yang sama (azeotrop). Pada keadaan ini, jika
larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio molekul air dan etanol dalam
kondensat akan teap konstan sama. Jika dengan cara distilasi ini, alcohol tidak
bias lebih pekat dari 96 %. Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu
campuran senyawa dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sample.
Destilasi sederhana, pemisahan ini dilakukan bedasarkan perbedan titik didih
yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari campurannya yang yang berwujud
padat. Destilasi bertingkat, pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan
titik didih yang berdekatan.. Destilasi uap, dilakukan untuk memisahkan suatu
zat yang sukar bercampur dengan air dan memiliki tekanan uapnyang relative
tunggi atau memiliki Mr yang tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar